13 Negara Asia Pasifik Jadi Saksi Keberhasilan Pelatihan Kelapa
By Admin
nusakini.com--Kementerian Luar Negeri RI melalui Direktorat Kerja Sama Teknik bekerja sama dengan Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) dan Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) Manado – Kementerian Pertanian RI telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan International Training on Coconut Product Development di Manado mulai 27 Mei hingga 3 Juni 2016.
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 36 (tiga puluh enam) peserta dari 13 (tiga belas) negara di wilayah Asia dan Pasifik yakni Fiji, Kamboja, Kep. Marshall, Kep. Solomon, Myanmar, Nauru, Palau, Papua Nugini, Samoa, Sri Lanka, Timor-Leste dan Tonga, termasuk di antaranya 9 (sembilan) peserta dari Provinsi Indonesia yaitu Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Selama 8 (delapan) hari, para peserta berkesempatan untuk mempelajari berbagai teknik dan proses pengolahan kelapa menjadi produk ekonomi yang bernilai tinggi. Para peneliti Balit Palma Manado, yang menjadi pengajar utama dalam pelatihan, mengajarkan berbagai metode pengolahan kelapa menjadi bermacam-macam produk seperti virgin coconut oil (VCO), minyak goreng kelapa, olahan sabut kelapa, pupuk ampas olahan kelapa, sabun dan body butter, bahkan berbagai produk makanan olahan seperti es krim, gula kelapa, selai, kripik, serta nata de coco.
Berbagai narasumber dan pembicara dari Unilever, PT. Big Tree, dan PT. Royal Coconut turut berkontribusi dan berbagi pengalaman bagaimana memanfaatkan tanaman kelapa dalam pengembangan industri berbagai produk kelapa.
Peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan dalam sesi kelas saja, namun juga melalui praktek di laboratorium dan kebun. 2 (dua) hari pelatihan didedikasikan secara khusus untuk kunjungan ke lapangan. Para peserta diajak melihat industri pengolahan kelapa kering di PT. Royal Coconut yang juga melakukan ekspor hingga ke Timur Tengah dan Eropa. Tidak hanya produk dari buah kelapa, peserta juga mengunjungi Balai Latihan Pendidikan Teknik Kaaten – Tomohon untuk melihat industri furnitur dari kayu kelapa.
"Sekarang saya bisa kembali ke kampung halaman saya untuk mulai memanfaatkan kelapa di sana", ujar Ni Ni Shein, peserta dari Myanmar. Hal senada juga diungkapkan peserta dari Nauru, Joseph Oaion Kun, "Semua yang dibagikan dalam pelatihan ini baru bagi kami. Saya belajar banyak dari pelatihan ini."
Di samping memperoleh pengetahuan dan keahlian baru, peserta juga berkesempatan mengunjungi Bunaken yang terkenal dengan obyek wisata bawah lautnya. Peserta juga diperkenalkan dengan berbagai industri UKM kota Manado serta kuliner setempat dalam program city tour.
Pelatihan telah ditutup secara resmi pada tanggal 2 Juni 2016. Bapak Ghafur Akbar Dharmaputra, mewakili Direktur Kerja Sama Teknik – Kemlu, dalam pidato penutupannya menekankan bahwa pelatihan di bawah kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) semacam ini merupakan bentuk kerja sama pertukaran kapasitas yang paling efektif di antara negara-negara berkembang. Penerapan teknologi sederhana dan pelatihan yang dirancang secara khusus sesuai kebutuhan menjadi kunci keberhasilan berbagai program-program KSS.
Secara khusus di bidang pengembangan produk kelapa, Indonesia merupakan negara produsen kelapa terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 1,2 juta ton per tahun. Indonesia terlibat secara aktif dalam Asian Pacific Coconut Community (APCC) yang merupakan forum perdagangan kelapa terdepan di dunia. Pelatihan pengembangan produk kelapa di Manado menjadi bukti nyata kontribusi Indonesia kepada negara-negara berkembang yang menjadi anggota APCC.(p/ab)